New York
Kota dengan tingkat keramaian yang tinggi mempertemukan kita berdua. Setelah sekian lama menunggu melalui doa-doa yang saya kirim ke langit akhirnya memberikan celah cahaya di tempat yang indah. Awan membuka celah pada jalanan penuh manusia. Gedung-gedung tinggi yang kalau malam tiba selalu memberikan keindahan tersendiri dari lampu-lampu yang menyala dari dalam. Memberi ruang untuk kita bertatap muka kembali.
New York. Kota impian dari semua manusia yang hidup di bumi nusantara untuk mengepakkan sayap lebih lebar. Terbang lebih tinggi. Dan rasa bahagia yang bersampu haru tangis air mata. Saya. Bahagia. Menatap indah senyum di bibir kamu. Mengagumi bulat bola mata yang sedari dulu hanya terlintas sebagai rindu di ingatan. Kamu hadir sekarang di depan saya. Memberi sejuta rasa hangat yang melebihi sinar matahari kala ayam telah berhenti berkokok.
Kita adalah dua insan yang saling berdoa diam-diam untuk menuju tempat keindahan. Seolah ramai Kota New York sepi dalam seketika. Hembus angin dingin mengibarkan helai demi helai rambut kamu yang ikal dan mempesona. Mengalahkan sceen dalam sinetron bahkan film cinta manapun. Impian itu hadir dalam dunia nyata. Tuhan menjawab semua doa saya. Malaikat bertepuk tangan sambil melayangkan senyum manis mereka kepada kita berdua. Waktu terasa berhenti seketika. Cahaya menerangi kamu dalam pandangan saya. Payung yang kamu bawa membuat teduh dari hujan yang sempat mengguyur seisi kota tadi pagi. Dan malam, memberi segudang cahaya bintang untuk kita berjalan-jalan mengelilingi kota.
Syukur saya tiada tara. Kata-kata yang saya selalu keluarkan kini berubah menjadi sebuah obrolan yang menghangatkan. Hingga larut malam tiba. Pintu hotel masih terbuka untuk kita menuju kamar. Tenang, kita sudah sah sebagai dua insan manusia yang punya rasa cinta untuk hidup selamanya. Jari manis kamu terisi dengan cincin pengikat yang saya berikan sewaktu kita masih di umur muda. Kalau tidak percaya, tanya saja Kota Malang. Kota yang memberi kita kesempatan untuk bisa berkenalan. Kota dengan isi kenangan sedih beserta bahagia bagi kita berdua. Di waktu yang tepat, saya melamar dan menikahi kamu dengan hukum yang berlaku.
Masih tentang New York yang kita impikan. Hotel tempat kita menginap kini semakin hangat. Meski AC di dalam ruangan itu menyala. Kita tetap tertawa. Bahagia. Dengan restu sang kuasa. Kamu saya buat lebih jatuh cinta. Karena masing-masing manusia punya hak untuk bahagia. Dan kamu adalah bukti nyata dari doa yang selalu saya sematkan saat sedang merayu sang Kuasa. Terimakasih. New York masih menjadi tempat yang penuh dengan keramaian.
Komentar