Sebuah Kehangatan Malam
Malam ini terang...
Matamu mengalahkan sang rembulan...
Senyummu membuat iri sang bintang...
Dan saya tak bisa memalingkan pandangan...
Dari wajah kamu yang menawan...
Itu hanya untaian kata dari saya yang hingga kini belum juga tersampaikan kepada kamu. Entah saya harus bagaimana saat bersama kamu, memandang wajahmupun saya tak mampu. Saya berandai-andai untuk dapat mengalahkan tatapan dari matamu, tapi apa daya, hanya wajah yang menunduk malu saat mencoba melakukan itu.
Kamu pernah berfikir tidak untuk memeluk saya? Kalau saya selalu berharap untuk kamu memeluk saya, karena pada dasarnya kehangatan tidak akan hadir kalau tak ada yang memberi kenyamanan. Bahkan bantal yang hangat adalah bantal yang mampu membuat nyaman penggunanya. Seperti kamu yang membuat saya nyaman dan selalu mencoba memberi kehangatan.
Hal yang selalu saya bayangkan adalah pelukan, kecupan, dan ciuman dari masing-masing tubuh kita berdua. Tak perlu di atas kasur yang empuk, bahkan di tempat terdingin pun, jika kita berdua melakukannya pasti akan terasa hangat. Bemula dari duduk berdua, berpegangan tangan, lalu saling memeluk, hingga akhirnya tubuh kita saling bersentuhan tanpa ada sehelai benang yang menutupinya.
Komentar