Cerita Tentang Kamu
Ini tentang kita, tentang dua orang manusia yang sama-sama mencintai. Tentang kamu dan aku yang sempat terlambat jatuh cinta. Kamu yang nggak pernah marah waktu aku sempat buat kecewa. Kamu yang selalu berusaha untuk terlihat baik-baik saja meski aku tau kalau kamu sempat terluka. Tapi jangan khawatir, aku sudah menetapkan kalau kamu juaranya. Kamu yang berhasil sabar buat ambil hatiku. Dan maaf sempat membuat kamu kecewa sebelumnya.
Sekarang hubungan ini kita berdua yang punya, sosok yang selalu berusaha ada waktu kita sama-sama sedang ada di setiap masa. Kamu, sosok yang lebih indah dari pada bulan dan bintang yang menghiasi langit malam. Kamu yang baik hati, yang nggak pernah sekalipun marah waktu aku berbuat salah. Sosok yang selalu memberikan semangat meski aku tau, kalau kamu juga terluka. Tapi tenang saja, aku akan selalu berusaha menjadi sosok yang lebih hangat dari mentari pagi. Menjadi sosok yang memeluk kamu waktu kamu butuh tempat untuk mengeluh, meski aku tau kalau kamu jarang sekali mengeluh.
Kamu selalu tau kemana arah pulang, rumah yang nggak pernah tinggalin kamu semenjak hari itu. Semenjak aku tau, kalau kamu memang benar-benar mencintai aku. Memang terkesan lebay kata-kataku, tapi itu perasaan yang aku rasa waktu sama kamu. Dan aku nggak mau kehilangan itu. Aku mau kamu selalu seperti ini. Saling memberi kabar bahagia waktu aku sedih. Mengelus rambut kepalaku. Mencubit pipiku. Memeluk tubuhku. Aku suka perilaku lembut kamu. Nyaman aja gitu.
Dulu kamu sering bilang kalau hal yang kita ingin nggak bisa hadir secara instan. Semua ada waktunya, semua ada prosesnya. Bahkan kamu juga bilang kalau mau bikin mie instan juga perlu pergi ke warung atau toko buat beli. Kalau sudah beli, harus pulang ke rumah terus rebus air, buka bungkis mie nya, masukkan mie nya ke air panas. Lalu tunggu sampai matang. Kalau sudah matang mie nya, harus di tuang ke mangkok dan di campur bumbu nya. Kalau mie nya masih panas, harus tunggu dulu mie nya sampai bisa di makan.
Ini kenapa sekarang aku malah tutorial bikin mie instan ya? Ah, ini gara-gara kamu. Aku jadi bikin tutorial masak. Tapi nggak apa, itu semua kamu yang bilang. Dan selama itu kamu yang bilang, aku yakin kalau omongan kamu pasti ada pelajaran dibaliknya. Tapi pelajaran apa yang diambil waktu aku bikin tutorial masak mie instan ya? Perut kenyang mungkin. Jadi laper. Pingin makan mie. Kamu harus tanggung jawab, aku jadi pingin mie instan. Jadi inget juga kan, kalau kamu sering banget makan mie instan. Double, kuahnya dikit aja, sama kalau perlu tambahin telur. Jadi mie spesial deh.
Iya, kamu juga spesial buat aku. Nggak tau harus bilang apa. Tapi rasanya selalu ada yang kurang kalau nggak ngobrol sama kamu. Bahkan satu hari tanpa bicara sama kamu tuh bikin aku kangen. Pingin ketemu, terus aku cubit, kangen rasanya. Dan kamu juga selalu bilang kalau mau sukses harus usaha. Tentuin tujuan kamu, mumpung masih muda. Terus aku jawab kalau aku masih bingung. Menariknya, respons kamu adalah bilang, "Nggak apa-apa kalau masih bingung, pelan-pelan aja. Nggak usah terburu-buru. Aku temenin deh, sampai ketemu tujuan kamu".
Omongan kamu selalu bisa bikin aku tenang. Nggak pernah resah kalau ngobrol sama kamu. Tapi kamu orangnya gampang banget cemburuan. Pernah aku keluar sama temen aku, terus aku bilang ke kamu. Eh kamunya malah hilang seharian. Aku sebel banget. Padahal aku cuman mau main sebentar.
Kamu kalau cemburu nggak pernah lama-lama. Paling lama cuman 2 hari aja. Habis itu kamu kasih aku kabar lagi. Malah kamu seringnya tanya kabarku. Gimana hari ini? Ngapain aja hari ini? Capek atau nggak? Seneng atau nggak? Dan kamu tau nggak perasaan apa yang terjadi waktu kamu tanya kabar aku? Aku seneng. Aku ngerasa kalau memang kamu setulus itu perhatian sama kebahagiaan aku. Aku sadar kalau kamu memang dasarnya orang yang baik. Itu alasan aku kenapa aku lebih milih kamu daripada orang lain. Kamu bisa jadi sosok bapak aku, kamu bisa jadi sosok temen aku, kamu kadang juga manja seperti adik aku, meski nyatanya aku anak tunggal.
Kamu yang selalu bisa bikin aku ketawa. Kalau sama kamu, aku bisa jadi diriku sendiri. Yang manja, yang pingin belajar jadi dewasa, yang selalu pingin diingetin waktu aku buat kesalahan dengan cara yang aku mau. Kamu sering banget treat aku like a queen or princess. Kamu sering kasih aku nasihat, yang selama ini sempet aku hiraukan. Dan pada akhirnya aku sadar kalau ucapan kamu itu ada benarnya. Kamu juga bisa jadi sosok ibu yang ingin anaknya bahagia. Buat aku, kamu itu lebih dari cukup. Lebih dari sekedar teman dekat. Aku sayang kamu. Aku cinta kamu.
Komentar