Hati Yang Terbuka
Sekarang jam 2 pagi, kamu selalu balas pesan yang aku tunggu di sepertiga malam. Kata kamu karena sekalian sholat malam sambil berdoa ke sang pencipta agar kita bisa dipersatukan. Meski nyatanya aku sudah jatuh cinta, tapi kamu nggak pernah berhenti berdoa agar hubungan kita berdua bisa mendapatkan ridho dari-Nya. Aku ingin sekali bilang maaf sama kamu, atas semua yang udah aku lakuin sebelumnya. Aku minta maaf karena udah buat kamu kecewa. Maaf juga karena sudah buat kamu tunggu lama, padahal kita selalu sama-sama.
Aku sadar kalau sebenarnya, kita hanya saling butuh. Semua pesan yang kamu kirimkan buat aku sadar akan hal itu. Ya, karena tuhan selalu memberikan apa yang kita butuhkan, meski kadang bukan yang kita mau. Kita tau, kalau apa yang kita mau itu belum tentu apa yang kita butuh. Dan kamu buat aku ngerasa istimewa. Dengan cara kamu yang selalu sederhana, dengan cara yang jarang orang lakukan.
Inget nggak, waktu kamu selalu kirim aku pesan tentang rindu. Dan ya, aku rindu kamu. Lebih rindu dari sekedar ingin bertemu. Mendengar kembali suara kamu yang bikin aku candu, dan tawa yang selalu kita habiskan bersama-sama saat kita saling bermanja. Ya, aku rindu kamu seutuhnya.
Kamu bilang, kalau kangen itu bilang. Dan aku sekarang ingin berteriak keras kalau aku kangen kamu. Aku ingin ketemu kamu. Aku ingin telp kamu. Aku ingin peluk kamu. Usap tangan di atas kepala yang dulu sering kamu lakukan itu, buat aku ingin ngerasainnya terus. Makasih sudah selalu ada, makasih udah sabar hadapi kerasnya ego aku. Makasih, udah buat aku jatuh hati.
Kini penantian kamu terhadapku terbayarkan. Pesan yang selalu kamu langitkan sampai dengan selamat ke tujuan. Alamatnya pakai atas nama aku. Yah, nggak buruk juga di cintai sama orang yang usah aku anggap seperti keluarga sendiri. Nggak menyesal juga, jadian sama orang yang memberikan seratus persen harinya hanya untuk kekasihnya. Aku mau kita sama-sama terus. Aku mau menua sama kamu. Habisin waktu sama kamu. Ketemu tiap akhir pekan. Ketawa tiap hari. Ngobrol hal-hal receh tiap hari. Saling jadi rumah saat masing-masing ingin jadi istirahat.
Nggak buruk juga, jadian sama orang yang selalu baik di setiap waktunya. Aku seneng sama kamu karena waktu kamu manja dan aku ingin manja juga. Selalu ada momen dimana kita cuman duduk bersebelahan sambil menatap langit luas tanpa obrolan apapun. Cuman istirahat aja. Dan itu ternyata menyenangkan. Setidaknya ada emosi yang tersalurkan sesaat. Bersama orang yang tepat.
Komentar